Agar kita bisa memberi tahu keinginan, informasi, pemikiran atau perintah kepada orang lain, kita menggunakan alat yang namanya bahasa. Proses memindah pesan ini disebut, komunikasi. Tanpa komunikasi manusia akan sering salah paham, bahkan bisa kesulitan untuk memahami kehidupan.
Umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal. Walaupun, ada komunikasi non-verbal, seperti tulisan, gerak tubuh atau mimik wajah, namun komunikasi verbal menjadi paling utama daripada non-verbal pada kehidupan sehari-hari. Lalu, apa jadinya jika manusia tidak berkomunikasi sama sekali? Tidak melakukan aktivitas berbagi informasi, berdialog, bercakap-cakap atau ngobrol dengan orang lain?
Film Mockingbird Don't Sing (2001), menceritakan kisah nyata gadis muda bernama Genie Wiley (Susan Wiley) yang terisolasi di kamar gelap selama lebih dari 12 tahun. Genie dikurung ayahnya sendiri (Clark dari ia umur 20 bulan dan diikat menggunakan straitjacket. Parahnya lagi ayah Genie tidak mengizinkan siapapun untuk berinteraksi dengan Genie.
Perlakuan ini disebabkan karena Clark memiliki kebencian terhadap anak-anak dan menganggap bahwa Genie adalah anak yang cacat dan tidak berguna untuk masyarakat. Sehingga, Clark, tidak memberikan akses Genie untuk bersosialisasi dan tidak memperbolehkan siapapun untuk berinterakasi dengan Genie. Sementara ibunya (Dorothy) mempunyai penyakit katara dan kakak laki-lakinya (John), juga pasif–tunduk terhadap, Clark, ayahnya karena tumbuh dalam penganiayaan juga, tapi tidak sekejam, Genie.
Pada saat Genie berumur 13 tahun, Dorothy diizinkan oleh Clark untuk berkunjung ke rumah ibunya dengan membawa Genie. Karena Dorothy sedikit kabur penglihatannya, Ia tidak sengaja masuk ke kantor layanan sosial, di California. Banyak versi soal Dorothy membawa Genie ke kantor layanan sosial. Dan saya mengambil "ketidaksengajaan Dorothy" karena plotnya tersambung.
Ketika di sana, para staf mengira kalau Dorothy-lah yang akan diserahkan ke layanan sosial. Mungkin layanan sosial di sini seperti, 'PUSKESMAS,' namun mereka melihat kejanggalan pada Genie. Berjalan seperti kelinci, tidak bisa bicara, dan sangat kurus, yang beratnya hanya 26 Kg pada usia 18 tahun, seperti anak usia 8 tahun.
Setelah mengetahui Genie mengalami penganiayaan, mereka (para staf) melapor kepada pihak berwajib dan rumah sakit untuk menjalani perawatan. Dari situ, berita tentang Genie mencuri banyak perhatian untuk semua kalangan, termasuk para ilmuwan dan dokter. Karena pada saat itu, belum ada kasus seperti Genie. Setelah beberapa bulan menjalani terapi, Genie hanya mengalami kemajuan sedikit. Ia dapat belajar bermain, mengunyah, berpakaian sendiri, menikmati musik dan seterusnya.
Namun, setelah beberapa tahun mendapatkan perawatan intensif, Genie tidak bisa seperti manusia pada umumnya. Bahasa dan pemikiran Genie hampir tidak pernah dikodekan secara verbal (paham tapi tidak bisa bicara). Yang bisa Genie lakukan untuk berkomunikasi, dengan cara membuat sketsa gambar (menyusun gambar).
Masih banyak kasus seperti Genie, salah satunya, Victor, dari Prancis, yang ditemukan di hutan pada usia 10 tahun. Sama layaknya Genie, Victor juga tidak pernah bersosialisasi dan berkomunikasi dengan manusia. Fenomena anak seperti ini, biasa disebut dengan anak liar, anak yang hidup jauh dari kontak masyarakat.
Sebuah penelitian mengkonfirmasi bahwa anak liar atau individu yang kekurangan pengetahuan berbahasa sampai pubertas, maka mereka tidak bisa berkomunikasi secara verbal. Walaupun telah menjalani rehabilitasi intensif bertahun-tahun. Mereka dapat mengingat ratusan kata, tetapi mengalami kesulitan ketika mempraktekan komunikasi nyata.
Mengajak bicara anak-anak sangat penting untuk pemerolehan bahasanya. Tapi bukan hanya untuk anak-anak. Orang dewasa seperti kita juga butuh diajak bicara atau ngobrol. Ngobrol adalah kebutuhan manusia, tidak ada manusia yang tidak butuh ngobrol. Jangankan orang cuek, mohon maaf, yang tuna wicara atau orang berkebutuhan khusus saja butuh berkomunikasi. Apalagi kita, yang perlu penjelasan atas kehidupan ini.
Coba saja hidup tanpa berkomunikasi, tidak bicara, tidak chattingan, dan batasi kegiatan sosial. Seminggu, dua minggu, atau sebulan. Bisa jadi, ketika keluar lalu bertemu orang dan ngobrol, kita akan kesulitan berbicara, bahkan terjadi miskomunikasi. Kadang-kadang bukan karena pemahaman kita, kita paham apa yang dibicarakan. Tapi karena otak jarang bekerja untuk menyuarakan, membunyikan kata atau kalimat. Ketika punya unek-unek, kita kesulitan berbicara. Beda lagi kalau sefrekuensi, adanya ketidaksinambungan obrolan, biasanya karena beda pemahaman, beda bahasa atau level bahasa.
Sering kita temui, orang-orang yang ngobrol tapi bisa sampai berjam-jam, atau mungkin kita sendiri pernah mengalami. Bukan karena tema obrolannya, tapi karena sejalan. Ketika kita dipertemukan dengan orang yang sejalan, mau topik soal cinta, horor atau agama, tetap akan seru dan nyaman. Maka syarat ngobrol yang pertama adalah sejalan, sefrekuensi, sepemahaman, selingkup dan berbahasa yang sama-sama dimengerti.
Syarat yang kedua agak sulit, yaitu ngobrol dalam situasi dan kondisi yang tepat. Ngobrol juga harus ditempatkan pada situasi yang memungkinkan. Tidak bisa ngobrol di tempat peperangan. Bisa jadi malah mengganggu. Atau ketika kondisi yang buruk, entah diri kita atau lawan ngobrol harus dalam kondisi baik. Mungkin bisa tapi akan sulit jika ngobrol dengan hati yang sedang gelisah, patah hati atau kacau.
Yang terakhir dan jadi syarat paling penting untuk ngobrol, yaitu ada lawan ngobrolnya. Kalau tidak ada, biasa disebut orang gila. Ngobrol itu harus ada subjek-objeknya, lalu saling bergantian peran. Bukan hanya sebagai pembicara saja, tapi juga jadi pendengar. Banyak diantara kita yang lupa akan hal ini. Padahal, menjadi pendengar itu sulit, apalagi jadi pendengar yang baik.
Maka, cari yang mau mendengarkan bukan dengar saja. Ngobrol dengan pendengar yang baik, pendengar yang tidak hanya menangkap suara, tapi juga memahami kita. Caranya, ajak dulu, mau ngobrol apa tidak. Kalau tidak mau, ya jangan dipaksa. Karena bisa jadi, malah membuat mereka risih dan obrolannya tidak bermanfaat.
Jangan anggap remeh 'ngobrol,' ajak teman kalian yang butuh ngobrol. Biasanya yang tidak pernah kelihatan, selalu bersembunyi, atau memang sering sendiri kayak saya. Ada video menyentuh garis dari seorang atlet MMA yang ditinggal temannya bunuh diri. Ini videonya,
Moso iyooo?
BalasHapus